Wednesday, March 8, 2006

RUU APP dan akibatnya

Belakangan ini, kehidupan sehari-hari kita diusik oleh Rancangan Undang Undang Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) yang menimbulkan pro kontra dimana-mana. RUU APP telah menimbulkan konflik antar sosial kultur budaya dan agama. Banyak yang mengatakan kalau RUU ini merupakan sebuah produk menuju pembaruan moral negara ini. Banyak juga yang mengatakan kalau RUU ini merupakan sebuah produk idiot yang akan menghasilkan Indonesia yang tertutup dari Globalisme dan keberagaman budaya. RUU ini juga menyentuh daerah pribadi publik, yaitu cara berpakaian dan berkarya. RUU ini juga terkesan menempatkan perempuan sebagai penjaga moral bangsa. Istilahnya, kalo ada perempuan pake rok mini, maka moral bangsa akan jatuh dan menimbulkan masalah besar. Menurut gw, RUU ini lebih kepada produk emosi, produk yang lebih mengedepankan isu jangka pendek daripada jangka panjang. Mengapa produk emosi? karena RUU ini menurut gw merupakan hasil pemikiran orang-orang dengan cara berpikir pendek yang merasa terganggu dengan matanya sendiri. Orang-orang yang malas jalan ke mal karena takut kadar imannya terganggu karena melihat paha, belahan dada, dan "kulit" lainnya. Hal ini mengakibatkan sindrom kekuasaan yang mengakibatkan pikiran "gw kan bisa bikin peraturan" dan mereka langsung membuat UU yang mengatur orang jangan pake rok mini, tank top, dan lain-lain. Isu jangka pendek, karena orang-orang ini tidak memikirkan pekembangan lebih lanjut terhadap teknologi penyebaran informasi yang semakin canggih dan mudah didapatkan. Saat ini, orang hanya perlu melakukan pencarian di internet bahkan handphone untuk mendapatkan gambar atau media pornografi. Bagaimana 10 tahun lagi? Apakah 10 tahun lagi akan ada koreksi UU Pornografi yang mengatur kekuasaan pemerintah menyortir informasi di Internet? Ini harus dipikirkan oleh mereka. Hal ini akan membuat UU ini menjadi UU "superpower" dan akan mendorong negara ini menjadi negara yang tertutup akan globalisme, isu perkembangan zaman dan lain-lain. Maka itu, jangan harap 20-30 tahun lagi akan ada sosiolog Indonesia yang memenangkan nobel karena membuat penelitian berjudul "Perkembangan seni lukisan dan fotografi nudis dan pengaruhnya terhadap cara hidup masyarakat" karena sosiolog itu akan sulit mengadakan penelitian pada masyarakat dan internet. UU ini juga akan menyebabkan matinya kreativitas seseorang dalam menciptakan sesuatu. Seniman harus mengikuti peraturan-peraturan tertentu untuk menciptakan sesuatu. Hal ini terkesan tidak menghargai kreativitas anak bangsa. Dan akhirnya? Seniman Indonesia akan bermigrasi ke luar negeri seperti ilmuwan-ilmuwan kita yang di Indonesia tidak mendapatkan support saat ini. UU ini juga akan menimbulkan perang saudara dan berkembangnya kekerasan dalam masyarakat. Akan banyak polisi moral yang mengatasnamakan suatu agama namun bertindak represif dan terkesan tidak menghargai hukum. Akan banyak sweeping di mall-mall yang akan mengakibatkan ketidaknyamanan rakyat sendiri untuk berbelanja. Turis akan berlarian dari Indonesia karena merasa aneh, "mau berlibur kok malah diatur?" kata mereka. Anggota DPR juga harus mengerti bahwa saat ini, saat Reformasi masih berkembang, supremasi hukum belum dihargai secara sempurna sehingga nantinya, saat RUU ini diundangkan, akan banyak tafsiran yang mengartikan "anti" sebagai tindakan "menghabisi", "menghancurkan", dan "menghilangkan" sesuatu yang dianggap pornografi. RUU ini juga cukup aneh karena pada RUU ini disebutkan kalau tidak diperbolehkan mengeksploitasi dada, betis dan lain-lain baik sepenuhnya maupun setengahnya" INI MAKSUDNYA APA???? Apakah orang yang menggunakan rok mini dapat disamakan dengan orang telanjang? Lalu hukumannya sama? Wah, kalau begini berarti akan terjadi ketidak seimbangan dan hilangnya prinsip hukum itu sendiri, yaitu KEADILAN. Jadi bagaimana bapak wakil rakyat? Apa anda berani meletakkan masa depan bangsa dalam pundak anda?

Tuesday, March 7, 2006

Puisi Tanpa Akhir

Apa yang penting dari hidup?
Apakah mendapat pengakuan itu penting?
Apakah mendapat uang itu penting?
Apakah mendapat jabatan itu penting?
Apakah status itu penting?
Apakah kebanggan akan kedudukan melebihi kebanggaan akan iman itu penting?
Ajari kami ya Allah
Ajari kami menamai hidup kami, memperbaiki hidup kami
Ajari kami mengatur hidup kami, melihat hidup kami
Kami hanyalah batu kerikil di tengah-tengah alam semesta yang kau ciptakan
Kami hanyalah sebongkah pasir yang hilang diterbangkan angin di tengah lautan manusia
Kami hanyalah sehelai daun yang mudah gugur ditengah banyaknya dedaunan
Kami hanyalah tanah.
Kami hanyalah tanah.
Dan disanalah kami bersemayam nantinya.

------------------------------------------
Maap kalo jelek puisinya :P

Wednesday, March 1, 2006

Haruskah gw pindah ke Jakarta?

Beberapa hari ini, gw dipusingkan dengan masalah-masalah dalam keluarga gw. Antara lain, rencananya bulan juni nanti gw bakal pindah dari sini ke Jakarta untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Entah gw harus bilang apa mengenai rencana ini karena rasa sedih dan rasa senang terus mengantri di otak gw. Sedih karena gw harus meninggalkan bokap, nyokap, kakak gw, yang (sebenarnya) gw sangat sayangi. Apalagi, selama ini kalo gw ada masalah atau apapun, gw pasti ngomong ke nyokap. Selesai atau tidak, maslah itu selalu menjadi lebih ringan kalo gw udah ngomong ke nyokap. Gw gak tahu gw bisa apa tanpa dia. Terus, kakak gw. Walau gw selalu (dan seterusnya) akan ribut dengan kakak gw, gw sayaaaaang banget sama dia. Bisa dibilang kakak gw itu semacam pemacu gw untuk berbuat lebih baik dari sebelumnya. Terakhir, bokap. Gw memang gak terlalu deket sama bokap, tapi tetap aja, (kadang) dia bisa menjadi seseorang yang patut dicontoh. Ketiga orang ini bisa dibilang adalah orang paling berpengaruh dalam hidup gw. Ketiga orang inilah yang menjadi saksi hidup gw dari gw lahir hingga gw menghilang dari peradaban (ceilee....). Itulah rasa sedih gw. Kalo senangnya, karena dengan gw tinggal di Jakarta, ini akan sangat memudahkan gw untuk menyelesaikan proyek2 gw antara lain Tompiholics, The Patcjh, dan lain-lain. Gw tinggal di Jakarta juga akan membuat gw lebih "terbuka" akan pergaulan jaman sekarang dan tidak terjebak di pergaulan yang mencontoh sinetron disini. Seterusnya, masih banyak yang menyenangkan, tapi tetap saja ketiga orang itu gak tergantikan dan gak terbayarkan walau gw berhasil dengan proyek gw sekalipun. Ya Allah, bagaimana ini??? Apakah gw harus pindah? Apakah gw harus mengiangkan "should i stay or should i go" kayak iklan di VH1? Please guys....help me!!!!!!!!