Sunday, May 13, 2007

Kenapa?

12-13 mei sudah berlalu tanpa gaung yang benar-benar berarti. Yang ada paling hanya rasa solidaritas antar Mahasiswa ngadain acara damai mengingat korban perjuangan Reformasi. Tapi tentang kemurnian prinsip para Mahasiswa itu masih perlu dipertanyakan lagi, kalau melihat dari seniornya yang sudah duduk nyaman di gedung terhormat. Entah didukuni ato gimana, tiba2 mereka meninggalkan jiwa rebellion dan memasuki jiwa alami birokrat. Menyangkal, menutupi dan memperhalus sudah menjadi makanan sehari-hari mereka. Bayangin aja, sekedar memberi gelar "Pahlawan Reformasi" dan menempatkan foto korban di seluruh atlas dan buku pintar anak SD aja gak bisa, apalagi mengusut kasus ini? Mimpi kali yee.


Berpindah ke isu lainnya, anggota DPR dan yang "lain-lain" disana lagi sibuk mengusahakan amandemen UUD 1945. TUjuan dari amandemen "katanya" untuk meningkatkan fungsi dan tugas dari DPD. Jujur aja, buat gw ini gak terlalu penting. Walau gw mungkin gak sepinter Andi Matalatta atau Agung Laksono, menurut gw amandemen UUD 1945 harusnya dilakukan SETELAH amanat UUD sebelumnya sudah seluruhnya dijalankan. DPR sepertinya lupa dan terkesan tidak mampu mengejar pemerintah atas amanat UUD 1945 yang belum dijalankan, contohnya anggaran pendidikan. 20% dari APBN yang seharusnya dianggarkan buat anak-anak "Indonesia" toh cuma sekedar janji sampai sekarang. Lalu dimana artinya UUD kalau cuma dijalankan oleh segelintir poliTIkus yang pintar berjanji namun malas menepati. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan baru di otak kita. Lalu sebenarnya dimana letak rakyat dimata anggota DPR?!!! Apa hanya sekedar di pelupuk mata atau benar-benar di hati. Kenapa suara rakyat hanya didengar PDIP saat rakyat mengkritik pemerintah? Tapi saat anggota DPR sibuk studi banding tanpa hasil kok mendadak semua anggota DPR dipenuhi kotoran telinganya?

Jadi begini deh ini post. Haduh...padahal uda komit gak bakal ngepost yg emosi lagi...tp kykna susah untuk gak emosi kalo nonton berita hari2 ini. Uda gitu, semakin sering gw nulis yg kayak gini semakin sering muncul pikiran bagaimana nanti kalau gw juga jadi seperti orang2 yang gw kritik saat ini? Ini yg gw takuti setakut2nya, karena kalau melihat mahasiswa2 yg sekarang lupa darathan (pake H) itu....sepertinya mereka juga bukanlah orang yang jahat tadinya. Mereka juga peduli dengan keadaan negara ini, tapi kenapa sekarang mereka tersesat? Kenapa???

1 comment:

-ian- said...

hi,
terlepas dari itu semua, jauh dari Indonesia membuat saya lebih cinta Indonesia. Saya memandang memang proses yang dialami Indonesia saat ini sangat sulit. Tapi aku yakin, pasti ada jalan keluar.