

Gw juga melihat arah-arah Indonesia menuju era yang paling gelap yang pernah dirasakan oleh Indonesia. Kenapa? Karena saat ini sudah sangat subur ormas-ormas separatis (that's how i call it) yang terus mengumandangkan suara-suara lantang tanpa mau tahu ada yang gak setuju. Tiap ada yang gak setuju, langsung diberangus! Gw melihat ormas2 seperti ini akan SEMAKIN BANYAK mengikuti perkembangan respon polisi yang terkesan diam2 saja tanpa ada respon lebih jauh. Aksi penyerbuan ke rumah Ratna Sarumpaet dan karaoke Vizta milik Inul Daratista bisa menjadi contoh nyata. Kata-kata ketua FBR (Forum Betawi Rempug) yang mengatakan "kalau tidak mau minta maaf kita akan usir dari jakarta!" dia juga mengatakan, "kami sebagai warga pribumi disini merasa tersinggung dengan adanya aksi2 yang kami anggap melanggar norma agama Islam". Padahal, kata "pribumi" sudah tidak relevan dengan adanya perkembangan zaman, internet, dan terlebih lagi, masa-masa globalisasi. Gw kemaren juga inget nonton acara Today's Dialogue dimana Ratna Sarumpaet berdebat dengan ketua FBR. Ketua FBR sempat meneriakkan "APA? NGAKU-NGAKU BETAWI! NGAKU-NGAKU MUALAF! GAK ADA TUH NAMA SARUMPAET ORANG BETAWI! ORANG BETAWI MANA ADA NAMANYA SARUMPAET! KALO MUALAF YA....."(suara mengecil karena ada balasan dari Ratna S.) "Suami saya....iyu orang betawi...campur Arab, malah saya denger anda bukan orang betawi." dan dibalas lagi dengan berteriak lantang dengan logat kampung, "SAYA ORANG BETAWI ASLI!!!! DAN ORANG BETAWI ITU SEMUANYA MUSLIM!!! GA ADA YANG AGAMA LAIN!!!" dah segitu aja dulu, soalnya ntar emosi gw naik. Nah, terlepas dari kontroversi RUU APP, sebaiknya kita sebagai umat muslim tidak mengumbar-umbar emosi seperti itu, terlebih lagi sang ketua FBR sudah menyentuh SARA (Suku Agama Ras dan Antar golongan) yang dilarang keras ditampilkan di televisi. Juga saat acara berakhir, terlihat si ketua FBR tidak mau bersalaman dengan Ratna S. dan hanya bersalaman dengan Mutia Hafidz, si pembawa acara. Padahal, di islam diajarkan untuk selalu mementingkan silaturahmi bahkan dengan orang jahat sekalipun. Oh ya, masih ingat kan tahun 1998, saat orang2 yang mengaku pribumi jakarta membakar2 aset milik orang2 cina dan orang2 yang dianggap bukan orang pribumi. Ada apa ini? Apa kita mau kembali lagi ke era pribumi dan non-pribumi? Ingat! Ini sudah tahun 2006! Dan indonesia masih jalan di tempat! Masih tidak bisa memfokuskan diri dan masih banyak orang2 miskin! Padahal kalau orang2 FBR yang sering berdemo dan sweeping membatalkan aksi mereka dan mengamalkan uang jalan, makan dan lain-lain ke orang miskin mungkin lebih baik daripada berkoar-koar memperlihatkan kebodohan dan kemunafikan yang sebenarnya tidak perlu.
1 comment:
Excellent, love it! »
Post a Comment