Monday, May 1, 2006

Jeruk Kok Makan Jeruk?

Lucu juga membaca news ticker Metro TV Sabtu pagi tadi. Disitu dituilis, Presiden Amerika Serikat, Goerge W.

Bush mengatakan kalau Kim Jong Il, Presiden Korea Utara sebagai orang yang "tidak berhati nurani". Hujatan

itu dikatakan Bush saat dia menemui orang tua dari orang-orang yang disandera agen Korea Utara. Yah,

bukannya gw memihak Korea Utara, tapi apakah Mr. Bush tidak ingat nyawa-nyawa tak berdosa yang

dibunuhnya di Iraq dan Afghanistan? Apa dia juga tidak ingat jiwa-jiwa yang menderita di penjara teluk

Guantanamo? Yang dilakukan Bush dengan alasan perang melawan terorisme menurut gw setali tiga uang

dengan apa yang dilakukan oleh Kim Jong Il. Walau memang ada gosip kalau pemerintah Korea Utara

melakukan tindakan brain washing atas korban-korbannya, tapi siapa yang bisa membuktikan kalau Amerika

tidak melakukan hal yang sama?

Sepertinya itu juga yang terjadi di Indonesia saat ini. Kelompok-kelompok yang membawa nama Islam

menghujat dan menganggap orang-orang yang menolak RUU APP sebagai setan, dan lain-lain. Padahal,

mereka juga sesama manusia yang tidak lepas dari kesalahan. Siapa tahu nanti malah orang-orang yang

mendukung RUU APP itu yang masuk neraka? Siapa tahu kalau ternyata penilaian Allah SWT berbalik daripada

penilaian kita? Maka itu, daripada kia ribut-ribut menggalang massa untuk melakukan aksi anarkis, lebih baik

kita pulang ke rumah, berdzikir sambil introspeksi apa yang kurang dari diri kita dan apa yang lebih sehingga

harus diajarkan. Semakin banyaknya front-front yang aneh-aneh di Indonesia semakin menguatkan kalau

orang Indonesia memang belum siap untuk berdemokrasi. Orang Indonesia masih memiliki pola pikir lama

bahwa kalau ada yang beda pendapatnya dengan saya, orang itu harus saya singkirkan. Jadi apa bedanya

dengan orang-orang di Cendana yang kita panggil otoriter? Apa bedanya dengan orang-orang di Amerika

Serikat yang kita panggil setan?

Setiap air mata yang jatuh,
Merupakan air mata MANUSIA
Setiap darah yang tertetes,
Merupakan darah MANUSIA
Setiap air ludah yang terciprat,
memberikan keharusan.

Keharusan untuk bertanya kembali kepada diri sendiri.
Apa yang saya katakan ini benar?

-------------------------------------------------------------------------
Selamat jalan kepada Om Pramoedya yang sudah meninggal kemarin.
Buah pikiran anda akan terus dikenang oleh orang yang mendukung maupun menolak!

2 comments:

Yati said...

imel gw: yatimaulana@yahoo.com

Anonymous said...

Very nice site! » »