Monday, June 26, 2006

Produk bego kebanggaan negeri ini

Di tengah-tengah euforia Piala Dunia 2006 dan tim Indonesia yang teteup gak berhasil masuk, ternyata masih ada lagi "kebanggan" Indonesia yang menyebabkan euforia.

Euforia yang satu ini memang lain daripada yang lain dan hanya ada di Indonesia. Euforia ini dinamakan : Ujian Nasional.

Hanya beberapa hari yang lalu, gw yang abis begadang nonton Piala Dunia ngebaca koran kompas dengan head line gede "Hasil UN terbilang luar biasa". Sambil jidat gw berkerut karena bingung, "apanya yang luar biasa? Banyak yang gak lulus maksudnya?" eh tahu-tahu di Metro TV ada berita, banyak siswa yang tidak lulus mencoba bunuh diri dan banyak yang depresi berat. Abis itu ada berita lagi.....kali ini si itu tuh....mendiknas kita, yang dipanggil nyokap gw menteri srimulat....dia bilang katanya pemerintah gak bakalan ngadain ujian nasional susulan karena tingkat kelulusan sudah sangat baik karena jumlahnya bla-bla-bla persen.

Dari situ aja, gw udah memprediksi. Wah....ini bakalan kacau ini....Ternyata beneran. Gak sampe sehari gelombang kemarahan udah sangat besar. Di kota-kota metropolitan macem Jakarta banyak siswa yang gak lulus UN protes karena gak dikasih kesempatan memperbaiki nilainya. Padahal, beberapa dari mereka sudah diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) bahkan Perguruan Tinggi di luar negeri.

Bagi gw, ini bukan kejutan baru. Sudah lama pemerintah "srimulat" kita ini menilai rakyatnya hanya berdasarkan angka. Kayaknya manusia tuh cuma kumpulan angka-angka yang gak punya perasaan. Gimana gak hancur negeri ini kalo begini....

Coba mereka yang merasa dirinya pemerintah itu berpikir, bagaimana perasaan siswa yang tidak lulus ujian karena sebab-sebab non teknis? Walau hanya 0 koma sekian persen sekalipun, mereka tetaplah manusia yang punya hati dan perasaan, yang tentunya gak bakal diem kalo ditindas kan?

Pemerintah juga harus ingat, kalo pemerintah dalam setiap kesempatan, termasuk si cakep Jusuf Kalla, selalu mengatakan, "berikanlah kami kesempatan untuk memperbaiki pemerintahan ini, sulit lo memeprbaiki pemerintahan yang sudah amburadul ini". Tapi mereka gak pernah kasih kesempatan sama rakyat yang minta rumahnya jangan digusur kan? Mereka juga gak pernah kasih kesempatan untuk rakyat mengatur apa yang baik dan yang benar, karena wakilnya gak ada yang bener satu juga.

Yang kedua, masih dalam point yang sama, pemerintah sepertinya memang sudah harus membuang persen-persenan dan harus memulai melihat dari sudut pandang rakyat. Ini gak. Pemerintah jalan ke kanan....rakyatnya jalan ke kiri....Contoh, misal di RT anu ada kecelakaan dan 3 orang tewas, tentu itu udah musibah besar kan bagi mereka? Nah....walau pemerintah gak perlu ngurusin sampe sedetail itu, gw minta pemerintah, terutama Jusuf Kalla, berhenti mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang menyinggung hati rakyat. Jusuf Kalla, entah dia sadar ato gak, sering banget ngomong, "jangan digede-gedein lah, kan cuma se-anu.." atau "bukan masalah besar itu...".

Memang kadang-kadang baik kita memiliki sudut pandang sendiri, tapi gak ada salahnya kan kita melihat dari sudut pandang orang lain?

Sementara itu, bencana alam+ulah manusia terus terjadi di Indonesia. Sepertinya tuhan memang ingin memberitahu kita. Entah apa, namun sepertinya memang setiap INDIVIDU di Indonesia harus berintrospeksi. Apa yang salah? Apa yang benar. Mulai disini. Dari saat ini.

------------------------------------------------------
Hehehe balik lagi....walau KORSEL kalah (T_T) tetap berusaha semangat!

14 comments:

Anonymous said...

whew gah...
gw ga ngerti juga siyhhh UAN saat ini. soalnya duluuu jaman gw sekola, terkenal dengan nama ebtanas, dan nilai tiap rayon kadar kelulusannya berbeda. whichisi dlm hal ini. akan sangat ketara org2 daerah akan jauh tertinggal dari perkotaan dlm soal pendidikan makanya ada istilah si anu kalo sekolah di sma X bisa ranking 1 tuhhh dll dll. MUNGKIN berdasar hal tersebut, pemerintah mau nyamain persepsi seluruh murid di tanah air. cuma kayanya dari segi kurikulum dan dasar pendidikannya blm beres....
ibaratnya menyair ikan terpilih tapi ngasih makanan ikannya ga merata...

au ah... ini cuma menurut gw gah...

Gagah Putera Arifianto said...

@thita
Bner banget thit, itu poin yang lupa gw tulis....yaitu belum siapnya infrastruktur sekolah dan SDM di seluruh Indonesia, jadi standarnya gak pantes buat menilai seluruh Indonesia ini....

ini jg cuma opini gw lo ^_^

Anonymous said...

jangan-jangan yang membedakan dulu dengan sekarang adalah:
1. media makin banyak, jadi corong yang ngomongin, plus bumbu, juga makin beragam.
2. pendidikan non-sekolah (tontonan maksudnya) dari media-media itu yang memperlihatkan hal-hal gak jelas juga makin banyak. anak gak dapat uang saku aja ampe bunuh diri, ini pengaruh media juga kali ya?
3. pemerintah? sama aja, dari dulu gak peduli dengan pendidikan. jatah dana pendidikan di APBN masih saja kecil, dibandingin jatah beli senjata misalnya. jadi ya.. gitu deh. :)

Anonymous said...

jangan nyalahin pemerintah terus dong,,, kasian mereka jg bingung... coba liat lagi... gimana prosesnya bisa ga lulus. kalo bener2 berjuang, sebenernya nilai 5 tu masih masuk akal kan?

Anonymous said...

wah.. ini anak kecil-kecil cabe rawit. masih kecil tapi postingannya pedes..

gw sependapat ama elu, dab! budaya ganti menteri ganti kurikulum harus segera dihentikan..

kualitas pendidikan di Indonesia ini masih belum bisa di samaratakan.

coba bandingkan kualitas pendidikan, katakanlah di jakarta, yg nota bene gampang memperoleh informasi dan fasilitas, dengan daerah yang terpencil, bantul misalnya..

tentu saja kalo dipakai nilai nasional, dari segi mana standar itu ditetapkan? dari segi jakarta atau bantul?

terkadang kita sering memandang sama sesuatu tanpa mau melihat dari sisi yang berbeda..

keep writing bro!

uknee said...

Dari UU no 20 ttg standar Pendidikan di Indonesia, sebenarnya pemerintah membuat kebijakan yg aneh..mereka membuat kurikulum yg semua pengajarannya diserahkan sekolah, tp UN menjadi penentu kelulusan..kan aneh..seharusnya sekolah yang nentuin dong..cukup sudah korban tahun ini..tahun depan sebaiknya tak ada lagi UN..kecerdasan seseorang tdk ditentukan dr kemampuan, bhs ind, mtk n bhs ing..setiap anak punya bakat n kemampuan masing2...ko curhat gini yach...

Gagah Putera Arifianto said...

@uknee
EMang bukan barang baru kalo pemerintah kita hobi bikin UU yang nimpa UU yang lama....bukannya gw gak berempati sama pemerintah ato apa, tapi pemerintah juga jarang berempati jadi ya....timbal balik lah...T_T

Paulus said...

Mungkin pemerintah punya rencana khusus dibalik UN ini :

1. Mengurangi Jumlah Pengangguran
Kalau seseorg lulus tapi ga bisa kerja, dia akan jadi pengganggura. Tapi kalau ga lulus, statusnya khan teteup pelajar. hehehe

2. Pengalihan Masalah
Dengan adanya masalah UN ini, perhatian masy. terhadap ketidaksigapan pemerintah dalam merespon bencana alam, banjir lumpur, keterpurukan ekonomi, kericuhan politik di lampung, dll akan teralihkan.

3. dll

sebenarnya pemerintah kita itu pinteerrrr kok. kita saja yg bodo. hehehe.
gitu ga sih ?

Gagah Putera Arifianto said...

@pras
kayaknya sih gitu ^_^

Anonymous said...

Stuju banget tuh! sama kayak yang gue tulis di blog gw gah! UAN nggak bisa dijadikan standar kelulusan. Eh, gimana? layout studiosnya bisa dibuka>

rizli said...
This comment has been removed by a blog administrator.
rizli said...

Bagus blog loe... KRITIS!!

Anonymous said...

Wonderful and informative web site. I used information from that site its great. glassware washer zoloft compared to prozac Dances from brazil winning slots - craps - blackjack - casino games list betting Blackjack myths maternity clothes for teenagers Learn line dances from coyote ugly types of black jack Downloadable black jack game blackjack counting strategy Amateur radio group of yorba linda http://www.meridia-weight-loss-4.info/Really-cheap-tickets-really-cheap-airline-ticket-brasilia.html Repair ice machine instructions iceomatic Cover paper premium purchase stationery text play blackjack Online training demo http://www.onlinepoker83.info/venlafaxine_and_mauritius.html juegos de black jack gratis Similar incorporation of irish jack black - her gently

Anonymous said...

kenapa sih uan pake pake nilai minimum klo begitu sih matiin yang pinter mendingan juga pake rata2 mungkin aja nilai matematikanya 2 tapi bisa ketolong 2 mata pelajaran laen gtihu aja !